Pasal 407
(1) Permohonan perpanjangan Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan diajukan kepada Menteri melalui Direktur sebelum Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan berakhir.
(2) Permohonan perpanjangan Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan dilengkapi:
a. pakta integritas;
b. perizinan/perjanjian di bidangnya yang masih
berlaku dengan masa berlaku paling singkat 6 (enam) bulan, kecuali untuk kegiatan yang tidak wajib memiliki perizinan/perjanjian;
c. hasil evaluasi terhadap pemenuhan kewajiban dalam Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan;
d. dokumen lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan persetujuan lingkungan bagi kegiatan/usaha yang wajib AMDAL atau UKL-UPL;
e. Baseline Penggunaan Kawasan Hutan dan Peta baseline skala paling kecil 1:50.000 (satu berbanding lima puluh ribu) atau skala terbesar pada lokasi tersebut dengan informasi luas Kawasan Hutan yang dimohon dalam bentuk hardcopy dan softcopy format shapefile (shp) dengan koordinat sistem UTM Datum WGS 84; dan
f. Peta citra penginderaan jauh dengan resolusi paling kecil 5 m (lima meter) liputan 1 (satu) tahun terakhir dilampiri dengan softcopy dengan koordinat sistem UTM Datum WGS 84 bagi Pemegang Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan untuk kegiatan operasi produksi pertambangan mineral dan batubara;
(3) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam proses perpanjangan Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan.
(4) Pemegang Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan mengajukan permohonan evaluasi perpanjangan Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan kepada:
a. Kepala Dinas Provinsi; atau
b. Kepala Balai setempat dalam hal:
- Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan diterbitkan oleh gubernur; atau
- Pemegang Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan adalah Pemerintah Daerah provinsi.
(5) Pemberian perpanjangan Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan tidak wajib dilakukan evaluasi untuk:
a. kegiatan eksplorasi, dan eksplorasi lanjutan pada tahap operasi produksi; atau
b. Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan baru yang diterbitkan dengan jangka waktu persetujuan paling lama 1 (satu) tahun.
(6) Ketentuan mengenai tata cara permohonan, persyaratan permohonan, pengawasan persyaratan, dan penyelesaian permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 375 samapai dengan Pasal 383 berlaku secara mutatis mutandis terhadap tata cara permohonan, persyaratan permohonan, pengawasan persyaratan, dan penyelesaian permohonan perpanjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pasal 408
(1) Dalam hal Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan telah berakhir tetapi Pemegang Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan belum menyelesaikan kewajiban Reklamasi dan revegetasi, Menteri dapat menerbitkan perpanjangan Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan dengan jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun untuk menyelesaikan kewajiban Reklamasi dan revegetasi.
(2) Dalam hal Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan
telah berakhir tetapi Pemegang Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan belum menyelesaikan kewajiban pemulihan penanganan limbah atau tailing, Menteri
dapat menerbitkan perpanjangan Persetujuan
Penggunaan Kawasan Hutan untuk kegiatan penanganan limbah atau tailing dengan jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) tahun.
(3) Perpanjangan Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) terhadap Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan
dengan kewajiban membayar PNBP Penggunaan Kawasan Hutan tetap dikenakan pembayaran PNBP
Penggunaan Kawasan Hutan.
(4) Dalam hal pada sebagian atau seluruh areal Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan untuk pemenuhan kewajiban reklamasi dan revegetasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdapat permohonan Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan lainnya, apabila permohonan Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan tersebut memenuhi ketentuan dan diterbitkan keputusan tentang Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan, kewajiban Reklamasi dan revegetasi bagi Pemegang Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan sebelumnya pada areal yang diterbitkan Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan baru menjadi hapus dan selanjutnya kewajiban Reklamasi dan revegetasi menjadi tanggung jawab pemegang Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan yang baru.